Assalamu'alaikum kawan-kawan pembaca :)
Udah lama banget nih yaa gak posting di blog :'). Blog ini jadi berdebu karena ku tak punya konten untuk mengisi blog ini :'D wkwk. Insyaa Allah mulai sekarang mau mulai ngeramein secara rutin lagi postingan di blog ini, mohon doanya yaa semoga istiqomah :D hehe.
Di posting kali ini, saya mau ngebahas tentang apresiasi. Temen-temen pasti udah sering banget kan yaa denger kata ini. Nah sekarang saya mau berbagi pendapat saya tentang apresiasi. Selamat membaca~ ^^
*btw, boleh juga nih cek tumblr saya di deask14.tumblr.com :D hehe
Apa sih artinya apresiasi? Kalau menurut KBBI, ‘apresiasi’ bisa memiliki
tiga makna: 1) kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; 2) penilaian
(penghargaan) terhadap sesuatu; 3) kenaikan nilai barang karena harga pasarnya
naik atau permintaan akan barang itu bertambah.
Apresiasi yang akan saya bahas di sini lebih ke makna yang kedua, yaitu
penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu. Apresiasi dapat diberikan dengan
berbagai macam bentuk, mulai dari penghargaan yang besar seperti nobel, piala
juara umum suatu lomba, hadiah untuk juara kelas, sampai penghargaan sederhana
seperti sertifikat bahkan yang hanya berupa ucapan selamat. Menurut kalian,
apresiasi itu perlu gak sih?
“Ah, kalau kita ngelakuin sesuatu dengan ikhlas mah, ya gak butuh lah
yang namanya apresiasi,” (1)
“Kalau memang itu sudah menjadi tugasnya, ya berarti wajar dia kerjakan,
gak perlu dikasih apresiasi lagi,” (2)
Mungkin ada teman-teman yang berpikiran seperti itu. Namun menurut saya
pribadi, apresiasi itu perlu bagaimanapun keadaannya. Mau itu memang sudah
menjadi tugasnya ada tidak, mau seseorang memang ikhlas mengerjakannya atau
tidak, menurut saya apresiasi itu tetap perlu diberikan.
Kalimat (1) dan (2) seolah hanya melihat apresiasi dari sudut pandang di
penerima saja, tetapi saya memiliki pemaknaan dari sudut pandang yang lain.
Kita misalkan si A adalah penerima apresiasi, dan si B adalah pemberi
apresiasi. Bagi si A, apresiasi yang dia dapatkan adalah sebuah penghargaan
(seperti yang diartikan dalam KBBI) atas suatu usaha yang telah ia kerjakan.
Namun menurut saya tidak hanya sebatas itu saja. Mari kita lihat dari sudut
pandang si B, si pemberi apresiasi. Bagi si B, apresiasi merupakan bentuk
ucapan terima kasihnya kepada si A yang telah memberikan bantuan untuknya,
merupakan bentuk ia menghargai tindakan seseorang yang telah memberikan bantuan
untuknya.
Benar, jika si A memang ikhlas mengerjakan usahanya, atau berpikir hal
yang ia kerjakan memang sudah menjadi tugasnya, maka si A tidak akan
mengharapkan apresiasi apa-apa. Bahkan si A akan berpikir bahwa ia tidak perlu
apresiasi tersebut. Namun mari kita lihat dari sudut pandang si B. Ketika apa
yang dilakukan si A menyumbang keberhasilan (baik itu sedikit maupun banyak)
kepada si B, baik itu dilakukan secara ikhlas maupun tidak oleh si A, maka
tidak akan mengubah keadaan bahwa si B berhak memberikan ucapan terima kasih
atau menghargai usaha si A. Walau si A tidak membutuhkan apresiasi, tetapi jika
si B berkeinginan untuk mengapresiasinya, maka menurut si B apresiasi itu tetap
perlu ia berikan.
Mungkin teman-teman akan berpikir, ah lebay banget masa apa-apa harus
dikasih apresiasi. Masa apa-apa harus dikasih hadiah. Saya tidak bilang
kita harus membelikan suatu hadiah untuk mengapresiasi seseorang. Di awal sudah
saya sampaikan bahwa apresiasi itu bisa diberikan dalam berbagai macam bentuk,
mulai dari yang besar sampai yang sederhana. Apresiasi yang paling sederhana
yang menurut saya dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan dalam keadaan
apapun adalah mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu kita
sekecil apapun itu.
[Bagi Si Penerima Apresiasi]
Saya sedang membiasakan untuk memberi apresiasi kepada orang-orang yang
memiliki pengaruh (baik kecil maupun besar) dalam kehidupan saya. Tak jarang
juga saya mendapat apresiasi dari teman-teman yang seharusnya diberikan
apresiasi oleh saya.
Ketika saya mengirimkan quotes untuk penyemangat rekan-rekan saya (dan
ini memang sudah menjadi tugas saya), seringkali saya mendapat apresiasi dari
mereka.
“Insya Allah teh… Jazakillahu khoir udah nyemangatin terus ….”
“Teh dea, uhibbuki fillah 😊 Semoga Allah senantiasa memberikan berkah
kepada teteh. Dan semoga teteh selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam
segala urusan ^^”
Dan ucapan-ucapan serupa lainnya. Ketika saya mendapatkan apresiasi atas
apa yang telah menjadi tugas saya tersebut, luar biasa energi positif yang saya
dapatkan. Dengan apresiasi sederhana yang mereka berikan -hanya lewat kata-kata
yang disampaikan lewat chat- bisa memberikan semangat untuk saya mengerjakan
hal-hal kebaikan lainnya.
[Rantai Kebahagiaan dari Apresiasi]
Teman-teman, pernahkah ketika kalian bertindak sebagai pemberi apresiasi,
lalu mendapatkan ‘apresiasi balik’ dari si penerima apresiasi? Bagaimana
rasanya?
Salah satu yang membuat saya bahagia ketika memiliki wewenang sebagai
komando dari suatu kelompok atau suatu tim adalah kesempatan mengapresiasi.
Ketika saya menjadi komando, maka saya dapat melihat usaha-usaha setiap orang
dalam tim saya, dan memiliki wewenang untuk memberikan mereka apresiasi atas
usaha yang telah mereka lakukan. Hal ini yang saya lakukan ketika berada di
akhir kepengurusan suatu organisasi yang saya ikuti.
Di akhir kepengurusan tersebut, saya sengaja sudah menyiapkan bentuk 'terima kasih' saya untuk setiap orang di tim saya. Bagaimanapun juga, tidak
ada satupun dari mereka yang tidak pernah melakukan apa-apa. Sekecil apapun,
mereka pernah berkontribusi dalam tim ini, sehingga saya merasa bertanggung
jawab untuk menyampaikan rasa terima kasih saya atas kontribusi mereka. Dan
ketika saya memberikan apresiasi tersebut, tebak apa yang saya dapat?
Saya mendapatkan apresiasi balik dari mereka.
“Semoga Allah membalas semua kebaikan teman-teman”
Maasyaa Allah. Ketika mereka bertanya, “Teh kenapa sih suka giginian?”
Sebenarnya yang saya lakukan itu hanya menciptakan kebahagiaan. Saya
ingin kebahagiaan itu tercipta, baik untukmu, maupun untuk saya sendiri. Kenapa
saya bisa bahagia dengan mengapresiasi?
Ketika mereka mengucapkan terima kasih, ketika mereka tersenyum dan
wajahnya berseri menerima apresiasi, ketika mereka menyampaikan kembali di chat
tentang ungkapan terima kasih mereka, itulah yang membuat saya bahagia.
Dan tahukah kalian apa yang lebih membahagiakan lagi?
Ketika mereka memberikan ‘apresiasi balik’ itu dengan kalimat yang
paling romantis, kalimat do’a. Jazaakumullah khairan. Semoga Allah
mempermudah urusanmu. Semoga Allah jaga dalam kebaikan, dan lain-lain.
Siapa yang tidak bahagia, ketika memberikan apresiasi dalam bentuk fisik
kemudian dibalas dengan apresiasi dalam bentuk do’a? Bukankah ini begitu indah?
Saya pernah mendapatkan sebuah kalimat dari kakak tingkat saya, dan itu
membuat saya menangis. Menangis terharu, karena kalimat yang diberikan begitu
indah dan penuh makna.
“Jazakallahu khoir sudah menjaga adik-adik dan menguatkan adik-adik sampai
sejauh ini”
Kalimat biasa? Ya, bagi orang lain mungkin ini kalimat biasa. Tetapi
kalimat tersebut menyimpan makna apresiasi terhadap satu tahun perjalanan saya
dalam sebuah lembar kehidupan. Mungkin sekian yang bisa saya bagi tentang pendapat saya mengenai apresiasi. Semoga bisa menginspirasi :D Jangan lupa menciptakan kebahagiaan dimana pun kamu berada yaa ^_^
Wassalamu'alaikum~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar