Assalamu'alaikum teman-teman :)
Gimana kabarnya? Semoga senantiasa dalam keadaan sehat baik jasmani, rohani, dan psikisnya, serta hari-harinya dipenuhi rasa syukur dan bahagia :D
Pada post kali ini, saya ingin berbagi tulisan tentang profesi yang sedang saya jalani: guru. Beberapa waktu terakhir, saya merasa berada di kondisi yang cukup berat dalam memikul amanah sebagai guru di sekolah. Amanah 'guru' yang saya sebutkan di sini bukan hanya tentang tugas mengajar atau transfer ilmu, melainkan banyak hal yang lebih luas sesuai dengan tupoksi guru yang ada di lembaga pendidikan yang saya tempati. Tak jarang saya merasa tidak maksimal dalam menjalankan salah satu tugas saya: tidak optimal dalam menyiapkan bahan ajar, tidak efektif dalam memanfaatkan waktu untuk penyampaian materi di kelas, sering terlewat memonitor anak-anak kelas, dan lain-lain. Terkadang, ada satu-dua waktu ketika saya masuk ke dalam kelas tanpa persiapan apapun. Yang penting ke kelas, anak-anak disuruh baca materi aja; masuk kelas terus kasih latihan soal deh biar saya bisa ngerjain yang lain. Ketika sedang berada di titik seperti itu, saya akan menurunkan standar 'guru' di mata saya hanya terbatas pada transfer ilmu saja. Namun, sekarang saya disadarkan kembali bahwa guru yang hanya memikirkan tentang transfer ilmu adalah sosok guru yang tidak diinginkan oleh pendidikan yang baik. Saya menemukan beberapa hal yang dapat membangkitkan kembali semangat saya, setelah (mulai kembali) membaca buku "Menjadi Guru yang Sukses dan Berpengaruh" karya Dr. Muhammad Abdullah Ad-Duweisy.