Assalamu’alaikum wr. wb…
Halo teman-teman, pada posting kali ini, saya akan memberitahukan suatu cerita yang saya dapatkan dari buku berjudul “Rahasia Penciptaan”. Saat ini saya sedang berusaha membaca buku tersebut sampai selesai. Karena saya adalah orang yang tidak terlalu suka membaca, maka buku yang tebalnya sampai 400 itu mungkin akan lama saya selesaikan. Hehe… Tapi kenapa saya ingin menyelesaikan membaca buku itu padahal saya tidak terlalu suka membaca?? Itu karena buku berjudul “Rahasia Penciptaan” itu saya dapatkan dari sekolah saya tercinta, SMP IT Insan Harapan yang pada tahun ajaran baru nanti saya tidak akan bersekolah disana lagi. Hehe… Saat saya membaca buku ini, saya menemukan cerita yang menarik bagi saya. Cerita ini tentang penciptaan Malaikat Jibril yang diciptakan oleh Allah SWT dengan wujud yang sangat rupawan. Berikut kisah yang saya kutip dari buku tersebut...
Hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW meminta Jibril untuk melihat rupa Jibril yang asli. Jibril berkata, “Engkau tidak akan kuat melihatku seperti itu”.
Rasulullah SAW berkata, “Perlihatkan padaku”.
Jibril bertanya, “Dimana engkau menghendaki aku memperlihatkan diriku padamu?”
Rasulullah SAW menunjuk beberapa tempat di tanah Arab, tetapi Jibril menolak tunjukkan itu karena tidak cukup besar untuk Jibril menampakkan dirinya pada rupa aslinya. Lalu Jibril mengajak Rasulullah SAW ke suatu tempat yang sangat lapang di Baqi’ pada malam purnama lalu merubah dirinya dalam rupa asalnya secara perlahan-lahan yang memenuhi di antara timur dan barat, kepalanya di langit dan kakinya di dalam bumi.
Ketika Rasulullah SAW melihat rupa Jibril sebesar itu, maka tersungkurlah Rasulullah SAW dan pingsan. Kemudian Jibril menukar rupanya dan memeluk Rasulullah SAW kemudian berkata, “Jangan engkau takut”.
Rasulullah SAW menjawab, “Aku tidak menyangka bahwasannya ada sesuatu ciptaan Allah seperti itu”.
Seperti apa wujud Jibril yang sesungguhnya sehingga Rasulullah SAW pun pingsan melihatnya? Beginilah rupa Jibril sebagaimana dikisahkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya.
Tatkala Allah SWT menciptakan malaikat Jibril as, dipilihlah wujud yang paling rupawan. Ia dilengkapi dengan 600 sayap, masing-masing sepanjang jarak antara penjuru paling timur dengan penjuru paling barat. Begitu penciptaannya selesai, berdirilah malaikat Jibril memandangi dirinya yang rupawan, seraya berkata, “Ya Allah Ya Tuhanku, adakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih tampan daripada diriku?”
Allah SWT menjawab, “Tidak”
Mendengar jawaban Allah SWT seperti itu, perasaan Jibril berbunga-bunga dan sebagai ungkapan rasa syukurnya yang mendalam, ia mendirikan sholat dua rakaat, yang setiap rakaatnya dilakukan selama 20.000 tahun. Setelah Jibril selesai sholat, Allah SWT berfirman kepadanya, “Hai Jibril, begitu bersungguh-sungguh engkau mendirikan sholat. Demikian engkau telah menyembah-Ku dengan penyembahan yang tiada bandingnya. Tetapi ketahuilah hai Jibril, bahwa pada akhir zaman nanti akan lahir Nabi terhormat yang Aku sayangi, dia bernama Muhammad. Dia memiliki umat yang lemah yang banyak melakukan dosa. Sekiranya umat yang bergelimang dosa itu mau mendirikan sholat dua rakaat, sekalipun sholatnya banyak kekurangan, waktunya pun tergesa-gesa dan tidak konsentrasi, maka demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sungguh sholat mereka itu lebih Aku sukai daripada sholatmu! Mengapa? Karena sholat mereka berdasarkan perintah-Ku, sedangkan sholatmu itu bukan berdasarkan perintah-Ku”.
Jibril berkata, “Wahai Tuhanku, lalu apakah balasan yang bakal Engkau berikan atas ibadah mereka?”
Allah SWT berfirman, “Balasan yang bakal Aku berikan adalah Surga Ma’wa”.
Begitu mendengar kata-kata Surga Ma’wa, Jibril memohon izin kepada Allah SWT agar diperkenankan melihatnya. Allah pun mengabulkan permohonan Jibril ini, sehingga dia segera berangkat menuju surga tersebut. Dia bentangkan semua sayapnya lalu terbang untuk menempuh jarak yang amat jauh tak terperikan. Setiap kali dia membuka sepasang sayapnya maka dia berhasil menempuh jarak sejauh 300.000 tahun perjalanan. Begitu juga setiap menutupkan sayap, padahal ia terbang selama 300 tahun serta memiliki sayap 300 pasang sayap atau 600 sayap. Namun sejauh itu ia belum berhasil mencapai tujuan.
Setelah merasa begitu letih dia pun beristirahat di sebuah pohon raksasa, dia bersujud kepada Allah seraya mengadu, “Ya Allah, apakah perjalananku telah mencapai separuhnya, ataukah baru dua per tiga?”
Allah SWT berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, walaupun kau mampu terbang 300.000 tahun dengan sayap-sayapmu yang sudah ada dan Aku tambahkan lagi 600 sayap, niscaya engkau tidak bisa mencapai seperseratusnya (1%). Itulah keistimewaan yang akan Aku berikan kepada umat Muhammad yang mau menjalankan sholat”
Itulah kutipan kisahnya. Ternyata Allah SWT sangat memuliakan umat Nabi Muhammad SAW yang mau menjalankan ibadah sholat. Bahkan Allah lebih menyukai umat Rasulullah SAW yang menjalankan sholat 2 rakaat dibanding sholatnya Malaikat Jibril yang 1 rakaatnya dilakukan selama 20.000 tahun… Sedangkan kita? Jangankan 20.000 tahun, bahkan 5 menit pun mungkin tidak sampai. Namun Allah tetap lebih menyukai sholat umat Nabi SAW.
Jika sholat 2 rakaat yang tidak terlalu khusyu’ saja “lebih disukai” Allah dibanding sholatnya Malaikat Jibril, bagaimana dengan sholat yang khusyu’? Untuk itu, sangat patutlah kita semua bersyukur atas semua nikmat yang Allah berikan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya yang bertaqwa… Semoga kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang bertaqwa sehingga dapat merasakan nikmat Allah yang sangat besar, yaitu Surga… Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar