Jumat, 24 Desember 2021

Menyelami, Lalu Jatuh Cinta, Lagi

Apakah kamu pernah jatuh cinta?
Seberapa lama kamu bisa bertahan mencintainya?
Saat kamu memutuskan telah mencintai seseorang atau sesuatu, apakah setiap saat kamu bisa terus mencintainya? Ataukah, akan ada titik di mana kamu merasa bosan dan berpikir, 'rasanya aku sudah tidak secinta dulu'?
Jika kamu sampai ke titik itu, apa yang akan kamu lakukan?

Sabtu, 10 Juli 2021

#AkuDanKimia - Susun Nama dengan Unsur Kimia

Assalamu'alaikum, kawan-kawan pembaca!
Semoga kawan-kawan semua dan keluarga dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dengan pola makan, tidur, dan hidup yang teratur, terapkan protokol kesehatan dan saling menjaga untuk orang-orang tersayang di sekeliling kita :)

Pada post kali ini, saya ingin berbagi salah satu pengalaman saya dalam memberikan tugas remedial kimia untuk anak. Ini adalah salah satu tugas favorit saya. Saya menyusun tugas ini dengan harapan anak-anak semakin mengenal pemanfaatan unsur kimia itu sangat luas dan tak jarang yang bisa kita temui dalam kehidupan sekitar kita. Saya memberi judul tugas ini "Aku dan Kimia".

Sabtu, 19 Juni 2021

Menjadi Wali Kelas

Tahun 2018 aku pernah berbisik menginginkannya. Tahun 2019 aku mengurungkan keinginanku. Lalu tahun 2020, akhirnya aku merasakannya.

Sudah lebih dari dua tahun sejak aku lulus dari Departemen Pendidikan Kimia UPI. Sudah hampir genap dua tahun juga, aku menjalani pekerjaan yang kuimpikan sejak masih SD: menjadi seorang guru. Pengalamanku memang belum seberapa, tetapi tahun-tahun pertama mengajar dan mendidik anak-anak di sekolah akan selalu menjadi tahun yang penuh warna. Banyak, banyak sekali pelajaran yang aku dapatkan. Rasanya, bahkan siswa yang lebih banyak memberikan pelajaran hidup untukku dibanding aku yang mengajarkan materi kimia kepada mereka. Salah satu pembelajaran yang paling berkesan di dua tahun pertamaku sebagai guru adalah merasakan pengalaman menjadi wali kelas.

Senin, 31 Mei 2021

Resensi Buku: Melangkah Searah

Assalamu'alaikum kawan! ^_^

Kembali lagi di post resensi buku hehe. Di post kali ini, aku mau sharing tentang buku Melangkah Searah karya Aji Nur Afifah yang beberapa waktu lalu baru selesai kubaca. Buku ini aku beli secara online. Pertama kali tertarik sama buku ini gara-gara lihat story instagram salah satu adik tingkatku yang menggunakan fitur Q&A untuk meminta rekomendasi buku bacaan ringan seputar pernikahan dari followers-nya. Eh!! Pas banget! kata hati kecilku saat itu wkwk. Iya, pas banget buat aku yang udah mau memasuki usia seperempat abad tapi selalu merasa seperti masih anak kecil. Dari judul "Melangkah Searah" dan hasil searching review buku tersebut, aku memutuskan bahwa buku ini akan cocok untuk tipe orang seperti aku: yang minat bacanya masih rendah (jadi harus mulai dari bacaan ringan dulu) tapi juga sadar butuh pembekalan seputar pernikahan karena umur sudah semakin yaa begitulah wkwk. Dan akhirnya aku beli deh buku ini. Terus gimana, beneran cocok gak bacaannya? Bahasannya ringan gak? Yuks simak dulu resensi buku yang satu ini ^^


Judul buku       : Melangkah Searah
Penulis             : Aji Nur Afifah
Penerbit            : QultumMedia 
Tahun terbit      : Februari 2021 (cetakan kelima)
Tebal halaman  : 210 + x halaman

Selasa, 18 Mei 2021

Tentang Doa (2)

Assalamu'alaikum kawan-kawan pembaca! :D
Semoga kawan-kawan dan keluarga selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani ya. Gimana kabarmu hari ini? Semoga tidak lupa untuk bersyukur agar bisa merasakan kebahagiaan dari nikmat-nikmat sederhana yang kita dapatkan :)

Di post kali ini, aku mau berbagi cerita seputar doa, kurang lebih masih satu tema dengan post sebelumnya hehe. Tema ini juga merupakan sharing yang aku sampaikan di kegiatan kecil-kecilan teman-teman geng kuliahku, Safari with Astagfirullah :D (iya nama kami geng Astagfirullah wkwk).

Ramadhan tahun kemarin menjadi Ramadhan yang cukup berkesan. Iya, berkesan. Karena untuk pertama kalinya dijalani dengan banyak hal berbeda. Kalau bahasa menyalahkannya, gara-gara pandemi, hehe. Salah satu hal yang paling terasa berbeda buatku adalah pelaksanaan shalat tarawih. Biasanya, suasana tarawih itu ramai, dan kadang jadi ajang buatku bertemu dengan beberapa teman lama di masjid hehe. Bukan sengaja ketemuan sih, tapi lebih ke tiba-tiba berpapasan ketika mau pulang tarawih. Shalat tarawih juga membuatku bisa merasakan shalat berjamaah di masjid dengan banyak orang (iya, kalo biasanya kan gak pernah ke masjid wkwk), bisa menyimak ceramah sebagai reminder sehari-hari, dan lain-lain. Tapi, tahun lalu berbeda. Berbeda sekali. Orang-orang hanya bisa melaksanakan shalat tarawih berjamaah di rumah bersama keluarganya. Dan mungkin banyak para imam baru yang lahir di sana, entah para ayah ataupun anak laki-laki di keluarga, yang untuk pertama kalinya, mengimami shalat berjamaah bersama keluarganya.

Jumat, 30 April 2021

Tentang Doa (1)

Assalamu'alaikum kawan-kawan! :)
Apa kabar puasanya? hehe. Semoga lancar-lancar yaa.

Beberapa hari yang lalu aku sempet membahas tentang doa sama teman kuliahku. Terus jadi introspeksi diri, selama ini aku doa kayak gimana ya? Dalam Islam sendiri, hampir di setiap kegiatan ada doanya. Doa sebelum makan, setelah makan, doa ketika bercermin, doa masuk dan keluar kamar mandi, dan masih banyak lagi. Biasanya sih doa-doa tersebut udah kita kenali dan hafalkan sejak kecil, dan udah biasa kita baca ketika melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Tapi kawan, pernah gak sih kepikiran sebenernya apa sih yang kita minta dalam doa-doa itu?

Kamis, 08 April 2021

"Maafkan Aku, ya..."

"Teeeh, maaf ya teh, lagi-lagi saya gak bisa bantu untuk kegiatan kemarin," kata seorang lelaki berbadan tinggi itu. Lawan bicaranya, yang ia panggil 'Teteh', terlihat terdiam sambil berpikir, sebelum akhirnya menanggapi permintaan maaf lelaki itu.

"Kamu tau gak? Katanya, maaf itu disampaikan ketika kita benar-benar menyesal atas suatu kesalahan yang kita lakukan-," kata si Teteh yang memberi jeda sejenak, kemudian melanjutkan kalimatnya, "dan bertekad dengan kuat, juga berusaha sebaik-baiknya, agar kesalahan itu tidak kita ulangi lagi di waktu mendatang."

"Kamu sadar gak, udah berapa kali kamu minta maaf untuk hal semacam ini? Apa kamu udah berusaha sekeras mungkin untuk gak ngelakuin hal yang sama sebelum akhirnya berujung pada minta maaf dan maaf lagi?" kalimat si Teteh yang menurutku cukup tajam itu disampaikan dengan nada dan intonasi yang begitu tenang.

"Apa maknanya untukmu kalau Teteh memaafkan, tapi kamu sendiri tetap mengulangi kesalahan yang sama?"

Sabtu, 06 Maret 2021

Sore Ini

Sore itu terasa panas. Matahari masih menyapa dengan riangnya, mungkin ia sangat bersemangat hari ini. Alih-alih membuatku menetap di rumah untuk menghindari panasnya, hal ini justru membuatku semakin tak sabar untuk melangkahkan kaki ke luar rumah.

Segera setelah sholat ashar, aku menyiapkan teman setia untuk menemani dalam perjalanan sore ini: sepeda keranjang berwarna biru langit dan sebuah sketchbook. Oh, tentu tidak lupa bersama pensil dan penghapusnya. Ibu mengingatkanku untuk memakai topi karena sinar matahari yang terlihat masih begitu terik. Aku mengiyakan dan meraih topi yang tergantung di balik pintu kamar. Namun, sesaat setelah keluar dari pagar rumah dan mengayuh sepeda, aku melepaskan topi tersebut dan menaruhnya di keranjang sepeda. Aku ingin merasakan matahari! Ayo, matahari, berikan suntikan semangatmu padaku lewat sinarmu sore ini! Kataku bermonolog dalam hati. Sepertinya di sepanjang perjalanan, wajahku tak bisa berhenti tersenyum saking girangnya.

Minggu, 28 Februari 2021

Resensi Buku: The 5 Essential People Skills

Assalamu'alaikum, kawan! :D
Di post kali ini, aku mau berbagi sedikit tentang buku berjudul "The 5 Essential People Skills". Buku ini adalah pemberian dari adik-adik tingkat tercinta saat aku selesai sidang (eh atau wisuda sih?) di tahun 2019 lalu. Terima kasih, Tahu Bulat! Buku yang aku dapatkan dari orang lain itu biasanya lebih bisa meningkatkan minat bacaku dibanding kalau beli buku sendiri (lah kok aneh ya? wkwk). Soalnya jadi ada dorongan, eh ayo udah dikasih buku biar dibaca, ya dibaca dong sampe abis De! Walaupun begitu, mohon maaf nih buku yang satu ini cukup lama aku selesaikan sampai habis haha, baru berhasil selesai dibaca Oktober 2020 (udah lewat setahun lebih sejak dikasih heuheu). Dengan baca judul bukunya, awalnya biasa aja sih, belum yang tertarik-tertarik banget. Eh tapi ada yang sedikit menarik perhatianku dari kalimat yang terpampang di cover-nya. Apa itu? Yuk simak resensi buku The 5 Essential People Skills berikut ini~


Judul buku       : The 5 Essential People Skills
Penulis             : Tim Dale Carnegie Training
Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama 
Tahun terbit      : 2018 (cetakan kelima)
Tebal halaman  : 251 + viii halaman

Senin, 01 Februari 2021

Uang dan Hujan

Jika uang bisa membeli segalanya
Aku ingin membeli hujan
Karena ia bisa menahan kepergianmu
Sebentar, untuk tetap di sini

Jika uang bisa membeli segalanya
Aku ingin membeli hujan
Agar ia memenjarakan kita
Sebentar, untuk tetap bersama

Jika uang bisa membeli segalanya
Aku ingin membeli hujan
Yang ditemani matahari
Barangkali, setelahnya kita bisa menatap pelangi

Jika uang bisa membeli segalanya
Aku ingin membeli hujan
Sebab konon ia mustajab
Sejenak, akan kubisikkan segala ingin dan harap

Lalu, kupinta
Hujan, aku ingin uang
Agar bisa terus membelimu
Karena dengan uang, aku hanya ingin hujan

D.S.K, 2021

Rabu, 13 Januari 2021

Apa Kabar, Kamu?

"Hmm.. Basa-basi, Teh," begitu jawaban yang kudengar dari lawan bicara Nana. Bukannya berniat menguping, tapi perbincangan mereka yang posisinya tepat di sampingku memang terdengar jelas. Dan lagi, sepertinya Nana dan adik tingkatnya itu memang sedang berbincang santai saja.

"Bisa-bisanya kamu jawab gitu tanpa ragu," timpal Nana setelah mendapat jawaban yang sepertinya cukup menjengkelkan untuknya. Iya, tadi Nana bertanya, menurutmu, kalau saya tanya 'apa kabar?' ke kamu itu beneran nanya atau basa-basi aja?

"Yaa, kan saya jawab jujur, Teh, sesuai sama pendapat saya," sosok lelaki lawan bicara Nana itu kembali menanggapi. Lalu obrolan mereka kembali memanjang sebab perihal apa kabar tersebut. Obrolan mereka terlihat asyik, tetapi aku malah termenung dengan pertanyaan yang dilontarkan Nana tadi.

Jika pertanyaan itu diajukan padamu, jawaban apa yang akan kamu katakan? Jika kamu menanyakan kabar kepada orang lain, apakah itu karena kamu memang ingin tahu kabarnya, atau hanya sekadar basa-basi?