Sabtu, 18 Oktober 2014

Oktober Ajarkan Aku

Satu
Pagi itu cerah
Langit sedang bergembira
Menyambut kibaran berndera

Empat
Lembar kertas putih suci
Warna kelabu pensil
Menyatu saling menghiasi
Sembilan
Buku yang masih terbuka
Berisi misteri angka
Mata yang sudah tak sanggup terbuka

Sepuluh
Di sana kita berkumpul
Di siang yang teduh
Dalam suasana yang padu

Dua belas
Sore yang muram
Langit yang sedih membagi air matanya
Mengiringi kaki yang melangkah

Dua belas
Malam yang gulita datang
Memberi waktu untuk raga yang sudah tak kuasa
Dering itu pun tak terdengar

Tiga belas
Udara dingin yang menusuk
Menghipnotis mata yang kaku
Air mata yang tak terasa keluar pun membeku

Tiga belas
Sebuah firasat
Yang mungkin adalah candaan
Atau mungkin juga sebuah ujian

Lima belas
Seperti patung
Seperti angin yang meniup abu
Seperti kenyataan yang lahir dari mimpi buruk

Enam belas
Inilah jawaban
Pada sebuah realita kehidupan
Waktunya menutup lembaran

Sembilan dalam sebelas
Terima kasih, Oktober
Kau buatku rasakan lika-liku jalan
Oktober telah ajarkan aku

Manis
Luka
Senyum
Oktober ajarkan aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar