Rabu, 07 Oktober 2015

Mencintai Lagi [prolog]

24 September 2015
08xxxxxxxxxx membuat grup “Semangat TMR 1”

08xxxxxxxxxx menambahkan Anda

08xxxxxxxxxx menambahkan 08xxxxxxxxxxx

"Dan rasanya memang benar, ini akan menjadi gerbang awal untukku kembali mencintai sebuah ukhuwah lagi."

Aku terpaku melihat layar ponselku, memandangi notification pada salah satu media komunikasi yang aku miliki.

Oh, tidak. Pikirku yang melihat ada sebuah grup baru pada media komunikasi yang jarang kubuka. Aku tahu betul untuk apa grup itu dibuat. “Semangat TMR 1”, ya, itu sudah cukup jelas.

TMR adalah singkatan dari Training Muslim Revolution, salah satu alur kaderisasi di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang aku ikuti di kampus. Yang aku ikuti, tapi masih sebagai anggota yang gabut. TMR ini semacam LDKS saat ingin mengikuti OSIS dulu saat SMA. Oke, aku memang mendaftar untuk menjadi panitia TMR itu. Tapi itu karena salah satu kakak tingkatku yang satu jurusan denganku, juga anggota UKM tersebut, mengatakan anggota yang telah mengikuti TMR 2 beberapa pekan yang lalu wajib mendaftar untuk menjadi panitia. Dan lagi, apa ini?

Bismillah
Sc : Tripel A
Ketuplak : Jamal
Acara : Taufik (koord), Fauzan, Dea
Konsumsi : Gita (koord), Natia
Humas : Gisel (koord), Arifah
PDD : Esa (koord), Muaz, Fauzan Aqil
Logistik : Hadi (koord), Ghufron, Kurniawan
Sekbend : Anggi
Danus : Windi

Melihat susunan kepanitiaan awal itu saja sudah membuatku bad mood. Pada saat mendaftar, aku bersekongkol dengan salah satu teman sekelasku yang juga magang di departemen yang sama di UKM tersebut. Bersekongkol untuk mendaftar panitia di divisi yang sama, sama persis, pilihan satu dan pilihan duanya. Dan sekarang?

“Karena belum ada yang daftar danus, jadi Windi ditarik ke danus? Dan aku ditempatkan di acara dengan dua orang yang belum aku kenal sebelumnya?” aku menggerutu sambil cemberut. Sejujurnya, menjadi bagian dari divisi acara suatu kepanitiaan bukanlah passion-ku. Oke, mungkin aku memang suka menjadi bagian panitia yang benar-benar tahu seluk beluk suatu kegiatan, dan bagian dari panitia yang seperti itu memang divisi acara. Tetapi, aku akan mengatakan tidak jika orang-orang yang ada di divisi acara tersebut bukanlah orang yang dekat denganku, atau bahkan orang yang belum kukenal.

Pada TMR 1 gelombang 3 yang lalu, aku memang menjadi bagian dari divisi acara, bersama dengan Windi. Dan di sana aku memang merasakan ketidaksinkronan antara hatiku dengan para panitia pengurus. Bukannya tidak nyaman, hanya saja masih tidak menemukan sesuatu yang kuharapkan akan ada dalam kepanitiaan itu.

Sehari setelah penentuan kepanitiaan awal TMR 1 2015 itu, salah seorang teman sekelasku mengirim bbm kepadaku.

“Dea tmr 1 kamu ada temennya ga acara?”

“Maksudnya? ._. Panitia tmr 1?”

“Iyapss butuh temen ga? Apa harus kpsdm?”

Seketika aku terdiam. Firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang tak terduga jika aku melanjutkan di divisi acara TMR 1 2015.

Tapi, aku ingin mundur saja, sebelum terlambat.

Jangan…. Jangan. Ayo, lanjutkan niatmu di divisi acara TMR. Bukankah kamu yang memilih divisi acara menjadi pilihan nomor 1? Bukankah kamu ingin tahu seluk beluk kegiatan UKDM? Bukankah kamu bilang ingin berubah mulai semester 3 ini? Kamu bilang ingin mulai aktif di UKDM, bukan? Maka inilah saatnya, kepanitiaan ini adalah gerbang awalmu!

Beberapa menit aku bermonolog terasa sangat lama. Kegalauan seperti ini bukan pertama yang kurasakan. Sudah sering sekali aku merasakan ini. Dan sudah berkali-kali juga aku mengambil keputusan di situasi konflik batinku sendiri seperti ini. Baiklah, maka inilah jawabannya.

“Cibi mau ikuuut? Hayuuu butuuuh wkwkwkwk”

Aku membalas chat teman sekelasku itu. Aku penasaran, apa yang akan terjadi di kepanitiaan TMR kali ini?

Dan rasanya memang benar, ini akan menjadi gerbang awal untukku kembali mencintai sebuah ukhuwah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar