Kamis, 08 Maret 2012

Dyslexia : Kesulitan Mengeja, Membaca dan Menulis

Assalamu'alaikum teman-teman.. Apa kabar? Pada posting yang lalu, saya kan menceritakan tentang film Taare Zameen Par yang isinya tentang seorang anak yang ternyata menderita dyslexia atau sulit membaca dan menulis. Tapi, saya masih penasaran dengan dyslexia itu, akhirnya saya googling dan mendapat beberapa informasi terntang penyakit yang menyerang anak-anak ini, selamat membaca...
http://kidshealth.org/kid/health_problems/learning_problem/dyslexia.html

Tahukah Anda bahwa dyslexia (disleksia dalam bahasa Indonesia) adalah penyebab yang paling umum dari masalah kesulitan mengeja, membaca dan menulis? Bagaimana kita membantu anak-anak mengatasi kesulitan-kesulitan ini agar berhasil di sekolah? Informasi-informasi berikut ini bertujuan membantu orang tua, guru, dan terapis mengerti dyslexia dan membantu anak/murid mengembangkan kecintaan membaca dan menulis.

Dyslexia adalah suatu masalah kesulitan belajar khusus. Dyslexia mempengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar, mengolah, dan mengerti suatu informasi dengan baik. Secara khusus, hal ini menyebabkan masalah dalam membaca dan menulis karena seseorang dengan problem dyslexia mempunyai kesulitan mengenali dan mengartikan suatu kata, mengerti isi suatu bacaan, dan mengenali bunyi. Tentunya ini menghambat kemampuan seorang anak untuk belajar membaca, bahkan jika anak mempunyai intelegensia normal dan instruksi yang jelas. Dyslexia mempengaruhi 15-20% dari populasi, dan terjadi pada laki-laki dua kali lebih banyak dari pada perempuan.



Penyebab dari dyslexia secara umum bisa jadi dari genetika, namun penyebab lain yang tidak umum adalah cedera pada kepala atau trauma. Beberapa anak dyslexia ternyata memproses informasi menggunakan area yang berbeda pada otak dibanding anak-anak tanpa kesulitan belajar. Walaupun begitu, ini bukan merupakan karakteristik pada semua anak dyslexia. Beberapa type dyslexia bisa menunjukkan perbaikan sejalan bertambahnya usia anak.

Identifikasi dyslexia mungkin sangat sulit dilakukan sebagai orang tua atau guru di kelas. Namun orang tua dan guru bisa melihat beberapa tanda dan gejala dyslexia, dan bisa mencari pendapat dan evaluasi dari ahli profesional/terapis yang tepat. Perhatikan tanda-tanda berikut :
  • Kesulitan mengasosiasikan (menghubungkan arti) suatu huruf dengan bunyinya
  • Terbalik dengan huruf (dia jadi bia) atau kata (tik jadi kit)
  • Kesulitan membaca kata tunggal
  • Kesulitan mengeja kata tunggal
  • Kesulitan mencatat huruf/kata dari papan tulis atau buku
  • Kesulitan mengerti apa yang mereka dengar (auditory)
  • Kesulitan mengatur tugas, material, dan waktu
  • Kesulitan mengingat isi materi baru dan materi sejenisnya
  • Kesulitan dengan tugas menulis
  • Kesulitan pada kemampuan motorik halus (misalnya memegang alat tulis, mengancing baju)
  • Tidak terkoordinasi
  • Masalah perilaku dan/atau tidak suka membaca
Jika seorang anak menunjukkan sejumlah tanda-tanda dyslexia, rujuklah anak kepada lembaga pendidikan khusus atau ahli profesional yang terlatih dalam masalah dyslexia, untuk melakukan evaluasi menyeluruh. (Catatan : daftar tanda-tanda di atas tidak merupakan daftar mutlak tanda dan gejala dyslexia. Gunakanlah hanya sebagai panduan umum, bukan sebagai dasar diagnosis. Tanyakanlah dulu kepada ahli untuk rujukan selanjutnya)

Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu anak dyslexia? Setelah anak dievaluasi, hasilnya akan menunjukkan dengan cara bagaimana anak bisa belajar paling baik. Ada anak yang belajar lebih baik dengan cara visual (melihat), auditori (mendengarkan), dan taktil (menyentuh/meraba). Menggunakan gaya belajar yang sesuai untuk tiap anak sangat penting supaya mereka bisa belajar lebih baik. Berikut adalah contoh cara belajar untuk masing-masing type anak (saran-saran ini bersifat umum dan tidak harus digunakan secara mutlak pada tiap anak).

source:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar