Minggu, 03 Februari 2013

"Andai Hari Ini Aku Dimakamkan"

Assalamu'alaikum.
Teman-teman, kali ini saya mau berbagi puisi karya seorang wartawan senior di panggung musik yang bernama Remy Soetansyah (almarhum).  Bang Remy, sapaan wartawan muda kepadanya telah meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2012 karena serangan stroke. Almarhum meninggal dalam usia 53 tahun, salah satu kehliannya adalah menulis puisi. Dan saya menemukan puisi beliau yang sangat menyentuh dan patut jadi renungan untuk kita semua, judulnya "Andai Hari Ini Aku Dimakamkan". Selamat membaca.. :)
"ANDAI HARI INI AKU DIMAKAMKAN"

( Renungan untukku ,untukmu dan untuk kita semua )
karya Remy Soetansyah

Hari ini ku mati,
Perlahan...
Tubuhku ditutup tanah.
Perlahan...
Semua pergi meninggalkanku...

Masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka,
Aku sendirian,
Di tempat gelap yg tak pernah terbayang,
Sendiri,
Menunggu pertanyaan malaikat...

Belahan hati,
Belahan jiwa pun pergi.
Apa lagi sekedar kawan dekat atau orang lain.
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka...

Sanak keluarga menangis,
Sangat pedih,
Aku pun demikian, tak kalah sedih...
Tetapi aku tetap sendiri,
Disini, menunggu perhitungan.

Menyesal sudah tak mungkin.
Tobat tak lagi dianggap,
Dan maaf pun tak bakal didengar,
Aku benar-benar harus sendiri...

Ya Allah,
Jika Engkau beri aku 1 lagi kesempatan,
Jika Engkau pinjamkan lagi beberapa hari milikMU,
Untuk aku perbaiki diriku,

Aku ingin memohon maaf pada mereka...
Yg selama ini telah merasakan zalimku,
Yg selama ini sengsara karena aku,
Tersakiti karena aku...
Aku akan kembalikan jika ada harta kotor ini yg telah kukumpulkan,
Yg bahkan kumakan,

Yaa Allah,
Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah & ibu tercinta...
Teringat kata-kata kasar & keras yg menyakitkn hati mereka,
Maafkan aku ayah & ibu,
mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu,


Beri juga ya Allah aku waktu untuk berkumpul dgn keluargaku,
Menyenangkan saudara-saudaraku..
Untuk sungguh-sungguh beramal soleh.

Aku sungguh ingin bersujud dihadapan-Mu lebih lama lagi..
Begitu menyesal diri ini.
Kesenangan yg pernah kuraih dulu,
Tak ada artinya sama sekali...

Mengapa kusia-siakan waktu hidup yang hanya sekali itu...?
Andai aku bisa putar ulang waktu itu...

Aku dimakamkan hari ini,

Dan ketika semua menjadi tak termaafkan,
Dan ketika semua menjadi terlambat,
Dan ketika aku harus sendiri...
Untuk waktu yg tak terbayangkan sampai yaumul hisab & dikumpulkan di Padang Masyar…


Nah, gimana teman-teman perasaannya setelah membaca puisi tersebut? Kalo saya sih merinding banget, apalagi kalo dengerin orang ngebacain puisi itu tadi di TV, rasanya takut, merinding, menghayati banget. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari makna puisi ini ya teman-teman :')

sumber: http://channelsatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar