Minggu, 14 April 2019

Vision Board: Pesan dari Si Aku 8 Tahun Lalu

"Every ending is a new beginning."
Begitulah kalimat yang tertulis di salah satu lukisan karya anak kelas XI SMA Negeri 1 Bandung yang menghiasi koridor sekolah pada hari Senin, 23 April 2018. Di hari itu, KBM di SMA Negeri 1 Bandung diganti dengan event pameran dan pentas seni serta lomba-lomba dan tabligh akbar dalam rangka memperingati PHBI Isra Mi'raj dan Hari Kartini.

Hari ini, aku kembali teringat dengan kalimat itu. Aku yang kini baru saja mencapai titik akhir dari suatu tahap, sekaligus menemui titik awal untuk tahapan yang baru. Lulus dan mendapat gelar "S.Pd" (sarjana pendidikan) adalah impian terbesarku sejak beberapa bulan lalu. Dan alhamdulillah, di awal tahun ini Allah kabulkan impian tersebut, dengan ijazah yang sekarang sudah sampai di tanganku. Lalu setelah ini, apa?

Sejak masih TK, "menjadi guru" adalah cita-citaku (yah, walaupun perjuangan serius untuk menjadi guru baru dimulai sejak akhir masa SMA, sepertinya). Berarti setelah ini, ya, tinggal melamar saja dong ke sekolah-sekolah, kan katanya mau jadi guru? Hmm, iya sih benar juga. Tapi setelah itu, apa? Apa terus saja sekedar menjadi guru sampai bertahun-tahun lamanya, sampai pensiun?

Vision Board, sebuah tugas saat aku masih duduk di bangku kelas X SMA yang pernah diberikan Miss Lilis, guru EAP (English Academic Purposes) saat aku SMA, memberikan pencerahan untuk si aku yang saat ini sedang bingung. Tugas membuat vision board itu juga yang menjadikan seluruh teman kelas X.8 tahu bahwa aku ingin menjadi guru. Dan sangat mungkin, aku bisa sampai di titik sekarang ini karena doa-doa dari mereka saat 8 tahun lalu. Vision Board adalah sebuah proyek yang berisi rancangan tentang apa yang ingin kita capai sejak lulus SMA sampai habis usia kelak.

“Tuliskan kalian mau kuliah di mana, mau kerja apa dan di mana, mau menikah umur berapa dan mau punya berapa anak, dan impian-impian besar yang ingin kalian capai sebelum kalian meninggal,” begitu penjelasan yang disampaikan Miss Lilis. Satu pekan setelah pemberian tugas Vision Board, Miss Lilis meminta satu orang perwakilan dari tiap kelompok untuk menyampaikan Vision Board-nya di depan kelas. Aku menjadi perwakilan dari kelompokku untuk hal itu. Selesai presentasi, Miss Lilis mengajukan beberapa pertanyaan.
     “Why do you want to be a teacher?”
   “Mmm.. I think I will enjoy being a teacher, Miss. It seems fun when interact with high school students and teach them many things about life, even help them when there’s a problem,” jawabku.
    “But now, teacher are less prosperous profession, especially in economic aspect. Are you okay with that?”
     “I think if I enjoy it, it’s okay, Miss.”
     “How about being lecturer in university?”
    “Mmm, I think no, Miss. I want to be a high school teacher,” begitu kira-kira tanya-jawab singkat dengan Miss Lilis di depan kelas. Setelah semua perwakilan melakukan presentasi ke depan kelas, Miss Lilis mengajak kami semua untuk saling mendo’akan agar impian yang telah kami tuangkan dalam Vision Board bisa kami capai di masa depan nanti.
Tugas "My Vision Board" 8 tahun lalu
Beberapa hari yang lalu, aku menengok bagian pintu kamarku di rumah. Ah, masih ada. Tugas Vision Board yang aku kerjakan saat kelas X dulu masih terpampang di sana, walau ia sudah cukup usang. Coba aku lihat, apa yang 'si aku kelas X' inginkan untuk aku lakukan sekarang ini. Eh, sebentar, ada hal lucu yang aku temukan di awal. Ternyata saat itu aku menuliskan ingin kuliah di Bandung, dan menggambar sebuah gedung bertuliskan 'ITB', haha.
     "Oke, aku ingat kenapa aku menuliskan ini. Aku sangat ingin kuliah di Bandung, tapi saat itu hanya tau kampus ITB saja yang ada di Bandung." ((wkwk, maklum baru kelas X, masih awal-awal masuk juga :( ))
Target #1
Aku kembali melihat tahap selanjutnya yang ingin aku capai di timeline vision board itu. Ingin menjadi guru kimia atau guru matematika di SMP, katanya. Iya ya, saat itu aku belum bisa memutuskan apakah ingin menjadi guru matematika atau kimia. Sebenarnya memang awalnya ingin jadi guru kimia, tetapi sempat dibuat galau karena berpikir tidak mau mengajar anak SMA, maunya anak SMP (karena takut di-bully sama siswanya :( wkwk). Karena pikiran itu, jadi masih mempertimbangkan apakah mau jadi guru kimia atau matematika (akhirnya di kelas XII memutuskan untuk memilih kimia hehe). Oke, impian ini sedang diusahakan terwujud lewat memasukkan lamaran pekerjaan ke beberapa sekolah. Selanjutnya, apa yang kau inginkan lagi, wahai aku yang dulu?
Target #2
Menikah di umur 25 dan mempunyai 2 orang anak. Wah, masih aman berarti, tahun ini umurku baru akan mencapai 23 tahun Juni nanti. Masih ada waktu untuk mempersiapkan. Sampai beberapa bulan yang lalu, aku memang menolak membahas hal ini karena belum ingin menikah dalam waktu dekat. Aku masih mau main, aku masih mau bebas ke sana ke mari, aku masih mau ngurusin diri sendiri dulu aja, aku, aku, aku. Dan alasan yang paling kuat, aku masih merasa anak-anak, wkwk. Namun beberapa pekan ke belakang, sepertinya aku tersadarkan bahwa aku tak bisa selamanya bertingkah seperti anak-anak. Memang, untuk sekarang tidak ada keinginan untuk menikah, apalagi dalam kurun waktu dekat (misalnya di tahun ini), karena merasa belum siap. Tetapi alhamdulillah, bertemu dengan teman-teman yang memberi nasihat dan mengingatkan, bahwa kesiapan itu bukan hanya ditunggu dengan diam. Oleh karena itu, mulai sekarang setidaknya aku harus mulai belajar tentang mempersiapkan hal ini. Semoga saja, umur 25, yang aku tuliskan di vision board 8 tahun lalu itu memang menjadi waktu terbaikku untuk menikah. Next!
Target #3
Naik haji bersama orangtua dan keluarga. Ah, setiap anak muslim pasti punya impian seperti ini, apalagi naik haji (jika mampu) adalah bagian dari rukun Islam. Ada cerita cukup mengharukan yang aku ingat, masih tentang aku yang dulu. Mungkin saat itu aku masih duduk di bangku SMP. Ada masa di mana aku pernah menyisihkan uang jajanku khusus untuk naik haji. Wadahnya bertuliskan "untuk naik haji". Saat itu aku berpikir, ternyata naik haji itu mahal juga, ya. Ayah sama Mamah aja masih harus nabung sampai sekarang untuk bisa naik haji. Kalau gitu, aku nabung dari sekarang ah. Biar uang buat naik hajinya cukup pas aku udah gede dan belum terlalu tua, hehe. Hei, si aku yang dulu, kok kamu bikin aku yang sekarang terharu sih :') wkwk. Jadi merasa aku yang sekarang malah lebih gak care gini sama hal-hal kebaikan, huhu. Coba dilanjut, deh.
Target #4
Membangun SMP dan SMA sendiri. Maasyaa Allah, wahai aku yang dulu, kok kamu bisa punya impian mulia begini? Haha. Aku ingat keinginan ini terinspirasi dari salah sekolahku tercinta saat SMP, SMP IT Insan Harapan (atau sering disebut Inhar). Aku menjadi salah satu siswa angkatan ke-5 sekolah tersebut di tahun 2008-2011 lalu. Lima tahun, umur yang sangat muda untuk suatu sekolah. Itu artinya ketika aku masuk ke sana, baru ada dua angkatan lulusan SMP tersebut. Aku ingat luas bangunan Inhar saat itu tidak begitu besar, tetapi untuk menampung siswa-siswanya saat itu tidak dibilang sempit juga. Ketika jam pelajaran kosong, beberapa guru juga pernah menceritakan bagaimana sejarah berdirinya sekolah ini yang dimulai dari 2 ruangan di tahun pertama, ruang kelas dan ruang guru (yang juga menjadi ruang serbaguna selain ruang kelas :')). Tiga tahun menjadi siswa di sana, aku melihat perkembangan yang begitu jelas khususnya pada bangunan sekolah Inhar. Dari mushola yang awalnya berdesak-desakkan, sampai sekarang memiliki masjid dua lantai. Maasyaa Allah. Aku juga ingin bisa mendirikan sekolah seperti itu, dan berbagi layanan pendidikan untuk orang-orang yang saat ini terkendala untuk sekolah! Mungkin begitu kata si aku yang dulu. Hmm, oke, sejujurnya aku tidak tahu bagaimana caranya memulai langkah untuk mewujudkan impian yang satu ini. Tapi mungkin setelah aku bisa menjadi guru, aku akan dapat ilmunya dan mulai mewujudkannya. Setelah itu?
Target #5
Meninggal.
Oh, sudah berakhir. Eh, sebentar, masih ada satu impian lagi di sini, 'Si aku yang dulu' menginginkan aku menjadi orang yang dikenang lewat kebaikan-kebaikannya, walaupun sudah meninggal nanti. Hmm :') Rasanya poin ini harus dijabarkan dan dipikirkan dengan lebih detail lagi, tentang bagaimana caraku untuk bisa dikenang lewat kebaikan-kebaikan. Huft, kamu memberikanku PR yang cukup sulit, wahai aku.
Target #6
Selesai sudah aku melihat Vision Board hasil karyaku sendiri 8 tahun lalu. Setidaknya sekarang aku tahu, ada beberapa target yang perlu aku capai di umur tertentu, ada beberapa keinginan yang perlu aku usahakan untuk terwujud, ada impian yang perlu aku pikirkan matang-matang untuk bisa merealisasikannya. Dan hal lain yang kudapat, adalah sebuah pengingat. Pengingat pada diriku sendiri untuk membandingkan aku yang dulu dengan aku yang sekarang. Sudah sejauh apa aku melakukan kebaikan selama ini? Sudah sebanyak apa kebermanfaatan yang aku sebarkan untuk orang lain? Padahal si aku yang dulu saja, semangatnya begitu besar untuk menebar kebaikan. Masa mau kalah sama dirimu di masa lalu, sih?

Hari ini, Allah takdirkan aku untuk merenungi kembali jalan seperti apa yang ingin aku tempuh selanjutnya. Allah takdirkan aku berbagi hal ini di sini, yang mungkin saja bisa menjadi inspirasi maupun reminder juga untuk orang-orang yang keadaannya sama denganku saat ini. Menulis mimpi, baru kali ini aku benar-benar merasakan gunanya menulis mimpi. Ketika kehilangan arah atau bimbang harus melakukan apa, ternyata tulisan 8 tahun lalu itu bisa memberikan aku inspirasi.

Wahai kamu, ayo kita sama-sama merencanakan kebaikan apa yang akan kita bagikan di masa mendatang! Karena Allah telah memberi tahu kita, bahwa niat untuk melakukan hal baik juga terhitung sebagai satu kebaikan,
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dari apa yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya, beliau berkata: "Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla telah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa yang berkeinginan untuk berbuat kebaikan kemudian dia tidak melakukannya, Allah mencatat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia berkeinginan melakukan kebaikan kemudian ia melakukannya, Allah mencatat untuknya sepuluh sampai tujuh satus kali lipat kebaikan sampai kelipatan yang banyak. Jika dia berkeinginan untuk melakukan keburukan kemudian  dia tidak melakukannya, Allah mencatat baginya satu kebaikan yang sempurna, Jika dia berkeinginan melakukannya kemudian dia melakukannya, maka Allah mencatat baginya satu kejelekan." (HR. Bukhori dan Muslim)

Untuk aku di masa depan, teruskanlah impian-impian kebaikanku yang lain, ya! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar