Jumat, 20 Desember 2019

Pintu Kebaikan Untukku

Ketika kau membuka satu pintu kebaikan, dibaliknya akan kau temukan banyak jalan kebaikan. Berjalanlah di sana, sampai jalan itu berakhir di pintu kebaikan yang lain. Dan pintu kebaikan yang lain itu akan kembali membuka jalan ke banyak lintasan kebaikan lainnya.

Assalamu'alaikum kawan :)
Pernahkah kamu ada di titik ketika dirimu merasa betapa indah kehidupan yang telah kamu lalui? Indah, bukan karena selalu diwarnai kesenangan tanpa kesedihan, bukan karena penuh tawa-canda tanpa kekecewaan, melainkan karena... kamu sadar ada banyak hikmah yang perlu kamu syukuri.

Pernahkah kamu berpikir tentang... betapa luarbiasanya kasih sayang Allah yang telah mengirimkan orang-orang dan lingkungan yang hebat untuk menguatkanmu? Ada mereka yang menghapus lelah dan jenuhmu dengan kata-kata motivasinya, ada mereka yang meringankan bebanmu dengan tindakan-tindakan sederhananya, ada mereka yang menghalau futurmu dengan ajakan-ajakan lembutnya. Dan yang paling hebatnya lagi, ketika kamu berinteraksi dengan mereka seolah ada magnet yang mereka pancarkan. Magnet itu membawamu ikut bersama mereka untuk berbagi kebermanfaatan, melakukan berbagai macam kebaikan, ataupun meng-upgrade diri menjadi insan yang lebih produktif. Semua itu bermuara pada perubahan dirimu ke arah yang lebih baik, setidaknya itulah yang pernah aku rasakan.

Aku jadi teringat, di masa akhir kelas 12 SMA dulu aku pernah meminta, "Ya Allah, aku ingin terus menjadi pribadi yang lebih baik seiring berjalannya waktu. Maka tolonglah aku dengan mempertemukanku dengan lingkungan dan teman-teman yang baik, yang bisa membawaku menjadi pribadi yang lebih baik." Kamu juga pasti pernah berdoa semacam itu bukan? Mungkin doa itulah (beserta doa orang-orang yang menyayangimu juga) yang dijawab oleh kehadiran teman-teman dan lingkunganmu sekarang. Mereka Allah kirimkan sebagai jawaban atas pintamu.

Lalu, pernahkah kamu merasakan... bahwa banyak ladang kebaikan yang datang, setelah kita menyelesaikan satu kebaikan? Atau, kita dipertemukan dengan banyak orang baik lainnya, setelah kita menjalin interaksi dengan satu orang baik? Aku pernah merasakannya. Dan sejak itu aku percaya, satu kebaikan itu saling terhubung dengan kebaikan yang lain. Begitupun orang baik, satu pertemuan dengan orang baik akan membuka jalan untuk bertemu orang-orang baik lainnya. Aku menyebutnya pintu kebaikan, sebuah titik awal yang menyebabkan aku bertemu dengan berbagai macam kebaikan lainnya.

"Kebaikan lainnya" dalam kisahku ini adalah beberapa kegiatan yang sedang aku senangi saat ini dan juga beberapa waktu lalu saat masih berkutat di kampus. Sebut saja mengikuti organisasi keislaman, LDK. Aku merasa keikutsertaanku di LDK berperan besar terhadap perkembangan diri, baik dalam hal spiritual, sosial maupun keorganisasian. Dari beberapa tahun di LDK itu juga aku menemukan passionku, berupa ketertarikan terhadap dunia Rohis. Sekarang pun sedang aku salurkan semangat dan ketertarikan itu lewat mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Rohis SMA. Dengan berbekal pengalaman selama di LDK, aku berharap sedikitnya ada peran yang dapat aku ambil untuk memajukan Rohis SMA.

Kadang terasa aneh, beberapa tahun lalu si aku (SMP) adalah tipe orang yang menutup diri terhadap kegiatan-kegiatan organisasi. Simpelnya, 'aku tak suka organisasi, dan sama sekali tidak ingin terlibat di dalamnya!', begitu kata batinku. Tetapi sekarang, di Tangsel ini (ketika aku belum punya wadah lagi untuk berinteraksi dengan banyak orang), aku justru mencari-cari tempat untuk bisa berorganisasi kembali. Kenapa? Ini karena aku merasakan ada hal yang berbeda antara si aku jaman masih di kampus, dengan si aku yang sekarang. Rasanya ketika mengikuti suatu organisasi, ada 'paksaan' yang membuat diri ini lebih produktif, dan bermuara ke memaksa diri ini untuk belajar banyak hal agar menjadi pribadi yang lebih baik. Tunggu, tapi sejak kapan, si aku yang tak suka organisasi, menjadi begini?

Adalah Irmas Al-Kautsar, rohisku di masa SMA, yang aku sebut sebagai wadah aku bertemu pintu kebaikanku. Saat menjadi anggota, sama sekali tidak terpikirkan akan belajar berorganisasi di sana. Yang kutahu, mengikutinya hanya sebatas untuk memiliki kegiatan ekskul saja. Dan memang sebatas itu saja yang aku jalani, setidaknya sampai aku duduk di bangku kelas XI. Namun ternyata, inilah tahun yang menguatkan aku lewat segala pengalaman dan pembelajarannya. Salah satunya, dengan ditakdirkannya aku menjadi bagian dari pengurus inti di ekskul yang awalnya aku ikuti hanya karena ikut-ikutan saja.

Aku menyebut mereka sebagai pintu kebaikanku. Mereka yang membuatku betah berada di lingkungan Irmas Al-Kautsar, bagiku merekalah pintu kebaikanku. Berbekal kenyamanan di Rohis SMA, aku jadi bertemu dengan kebaikan-kebaikan lainnya di kampus, lewat LDK. Menemukan teman nyaman di suatu lingkaran lingkunganmu tentu bukan hal yang terlalu sulit. Apalagi kalau sudah 'cocok' dan lingkungannya sudah homogen, ya akan jadi mudah saja. Mungkin itu sebabnya aku bisa menemukan banyak teman-teman baik di Irmas. Ssst, tapi rasanya ada yang berbeda. Ada yang spesial di antara teman-teman terbaik itu, yang punya peran lebih dalam mengubah si aku menjadi melek dan mau mencoba berorganisasi. Itu dia, pintu kebaikanku!

Sebagai sekretaris Irmas Al-Kautsar 2012/2013, mari aku perkenalkan partner yang mendampingiku selama (untuk pertama kalinya) belajar berorganisasi setahun itu, sang bendahara: Sinta; sang ketua: Hasmi; dan sang koordiv tarbiyah: Uqy. Di antara teman-teman lainnya yang juga banyak berperan dalam perubahan si aku, ketiganya inilah yang aku rasa paling banyak berperan dalam mengubah si aku yang tak suka organisasi menjadi aku yang sekarang mencari-cari organisasi. Terbayang tidak, kalau kita tidak suka dan belum pernah berorganisasi, lalu pada saat pertama kali kita ikut berorganisasi ternyata hanya didampingi dengan hal-hal yang melelahkan saja? Wah kalau itu terjadi padaku, bisa-bisa aku tidak mau lagi 'coba-coba' berorganisasi. Alhamdulillah-nya, itu tidak terjadi padaku.

Dulu saat jam istirahat di sekolah, aku senang bisa berkumpul dan berbincang-bincang asik dengan teman-teman Irmas. Tetapi jika bicara tentang membuat berkas administrasi ekskul (macam blanko ekskul), yang menemani dan membantuku mengerjakan sampai sore di sekolah: Si Trio. Saat akhir pekan berada di lingkaran mentoring aku bisa curhat-curhatan dengan teman-teman Irmas. Tetapi jika bicara tentang proposal kegiatan, yang mengarahkanku dan sangat bersabar menerima berbagai pertanyaan-pertanyaan dariku: Si Trio. Jika bicara tentang 'menagih' LPJ ke tiap koordinator pasca suatu proker, atau meminta tandatangan ke pembina dan pihak-pihak yang bersangkutan, atau (untuk pertama kalinya belajar) menghadap wakasek membicarakan proker, atau mampir ke rumah pembina ekskul untuk berdiskusi, dan hal-hal bersifat keorganisasian lainnya..... lagi-lagi aku temukan mereka yang mendampingi dan mengarahkan si aku yang masih butuh banyak belajar ini. Dari sana aku berkesimpulan, jika mereka tidak memperlakukan dan mendampingiku dengan baik dan penuh pembelajaran menyenangkan, mungkin aku tidak menjadi aku yang sekarang. Bahkan ketika wawancara calon anggota LDK, aku berkata, "karena di Rohis SMA menyenangkan, saya jadi ingin lanjutin di LDK."

Jadi, kenapa aku mengatakan mereka sebagai pintu kebaikanku? Karena mereka yang mengubah pandanganku tentang organisasi yang awalnya tidak aku sukai. Mereka yang dengan (mungkin juga tidak disengaja) segala tindakan dan perlakuannya menancapkan mindset pada si aku, 'organisasi itu menyenangkan lho'. Dari bekal pengalaman yang menyenangkan tersebut, aku menjadi mau terjun ke LDK. Dari terjun ke LDK, banyak perubahan dari diri sehingga aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dari pengalaman 'mengubah diri menjadi lebih baik' di LDK, jadi ingin berbagi 'perubahan baik' itu kepada orang lain. Dari sana, aku merasa ada tanggung jawab yang selalu menghantui, 'berbagilah pengalaman dan hikmah yang telah kau dapati, agar orang lain terinspirasi melakukan kebaikan.' Dan bagiku, adanya rasa tanggung jawab yang menghantui merupakan salah satu dorongan agar aku senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Terakhir, untuk para pintu-pintu kebaikanku (di SMA, kampus, maupun dunia kerja sekarang). Ucapan terima kasih tentu tak akan cukup untuk membalas peran kalian dalam membentuk aku yang lebih baik. Tetapi ada satu hal yang bisa aku sampaikan, doa-doa terbaik, dengan harapan Allah yang akan memberikan balasan terbaik yang pantas untuk kalian. Dan aku percaya, orang yang memengaruhi orang lain untuk menjadi lebih baik, akan mendapat balasan kebaikan pula.

Mari kita mencari pintu-pintu kebaikan lainnya, dan tempatkan diri untuk menjadi pintu kebaikan bagi orang lain juga :) Semoga tulisan ini bermanfaat! Wassalamu'alaikum ^^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar