Jumat, 17 April 2020

Jika Ramadhan Terakhirku di Tengah Pandemi

"Misalnya April tahun ini adalah ramadhan terakhir kita, bayangin betapa gak maksimalnya kita dalam menjalankannya karena lagi di tengah-tengah pandemi. Gak bisa sholat tarawih berjama'ah di masjid, gak bisa berbagi makan sahur dan buka puasa sama orang banyak, i'tikaf dan sholat ied ditiadakan."
Assalamu'alaikum, kawan-kawan. Gimana kabarnya? :)
Semoga sehat-sehat yaa, begitu juga keluarga kalian. Kalian masih stay at home kan? Hayoo, jangan keluyuran yaa, keluar rumah kalau memang ada hal yang mendesak aja. Jangan lupa juga menjaga kebersihan dan kesehatan, kalau keluar rumah pakai masker, pulang ke rumah cuci tangan dulu sebelum melakukan hal-hal lainnya. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin.

Kawan-kawan, gak lupa kan sebentar lagi kita akan sampai di bulan Ramadhan? Semoga Allah berikan kita kesempatan untuk bertemu bulan suci tersebut. Beberapa hari lalu, terdengar suara notifikasi pesan dari salah satu media sosial di telepon genggamku. Oh, sebuah pesan di grup kelas. Ada yang mengirimkan dokumen pdf berjudul "SE Menag No.6 Tahun 2020". Isinya tentang panduan ibadah Ramadhan 1441 H dalam kondisi pandemi wabah Covid-19. Setelah membaca poin-poin dalam dokumen tersebut, aku membaca komentar-komentar teman, dan aku temukan satu komentar yang paling menarik perhatianku.

Kalau ini ramadhan terakhir, kita gak bisa maksimal dalam menjalankannya.

Bagaimana tidak, dalam SE Menag tersebut, sejumlah hal yang biasa kita lakukan selama Ramadhan mau tak mau harus ditiadakan demi pencegahan penyebaran virus di tengah pandemi ini. Tidak boleh ada takbir keliling, sholat tarawih berjamaah di masjid, sahur on the road, buka puasa bersama, tabligh akbar dan pesantren kilat yang melibatkan orang banyak, i'tikaf bahkan kemungkinan sampai sholat ied* (bagi daerah-daerah yang sudah memasuki zona merah).

Tidak ada takbir keliling menyambut Ramadhan. Padahal, mungkin dari sanalah anak-anak kecil diajarkan bersenang hati dan bergembira akan datangnya bulan suci Ramadhan. Tidak ada pelaksanaan sholat tarawih berjama'ah di masjid. Padahal, mungkin dari sanalah orang-orang sibuk berkesempatan untuk mendengar ceramah reminder setiap hari selama Ramadhan. Padahal, momen inilah yang menjadikan masjid begitu penuh dengan massa umat muslim yang siap mengejar ibadah-ibadah sunnah bulan Ramadhan. Tidak ada acara sahur on the road atau buka puasa bersama. Padahal, mungkin dari sanalah para orang berada belajar banyak dari fakir miskin yang membutuhkan. Padahal, mungkin inilah momen penyatu orang-orang kalangan menengah ke atas dengan kalangan bawah.

Kawan, akan banyak kesempatan kebaikan yang hilang, yang biasanya dapat kita lakukan di bulan Ramadhan tetapi mungkin tidak di Ramadhan kali ini. Akan banyak keterbatasan yang akan kita rasakan dalam menjalani Ramadhan kali ini. Dan pasti, akan banyak juga godaan dan rintangan yang merayu diri untuk tidak melaksanakan ibadah yang semaksimal mungkin di Ramadhan tahun ini. Walaupun begitu, kita tetap memiliki pilihan: pasrah pada keadaan, atau berusaha mencari jalan lain untuk memaksimalkan ibadah.

Wajar, jika kita merasa sedih atas keterbatasan dari keadaan yang ada dan merasa tidak bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang biasa kita lakukan selama Ramadhan sebelumnya. Namun, kita perlu ingat bahwa jalan kebaikan akan selalu ada. Iya, carilah jalan kebaikan yang tak biasa! Keadaan yang tak biasa ini bisa kita jadikan pijakan untuk memikirkan kebaikan-kebaikan lain yang mungkin tak biasa kita lakukan sebelumnya. Apalagi di zaman modern ini, kita semakin mudah memanfaatkan teknologi untuk berbagi kebaikan.

Jika tidak bisa mengadakan takbir keliling dalam rangka menyambut bulan Ramadhan, ramaikanlah medsosmu dengan berbagi ilmu-ilmu seputar Ramadhan. Bisa juga dengan hal sederhana seperti menyebarkan informasi H-sekian Ramadhan, untuk reminder agar orang lain pun mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan.

Jika tidak bisa melaksanakan sholat tarawih berjama'ah di masjid, maka kita laksanakan tarawih berjama'ah di rumah bersama keluarga kecil kita. Kalau kata MUI, "ini kesempatan untuk menghidupkan rumah dengan semangat beribadah bersama-sama keluarga". Biasanya saat melaksanakan tarawih di masjid, kita sekaligus mendengarkan ceramah setelah sholat isya berjama'ah. Maka jangan sampai hal itu hilang ketika kita melaksanakan tarawih di rumah. Bisa dengan cara ada penyampaian kultum dari salah satu anggota keluarga, atau minimal kita menonton video ceramah setiap harinya. Untuk apa? Untuk menjaga semangat kita dalam menuntut ilmu, menggantikan ceramah tarawih yang biasanya kita simak di masjid.

Jika tidak bisa sedekah makanan lewat acara sahur on the road atau buka puasa bersama, maka kita bisa memilih bentuk sedekah yang lain. Misalnya, menyalurkan sejumlah donasi kepada lembaga-lembaga yang memang membuka donasi. Nah, ini pun bisa untuk menjaga kita terbiasa bersedekah. Biasanya kalau tarawih di masjid, ada kotak infaq yang diputarkan kan? Jika tahun kemarin kita bisa setiap hari mengisi kotak infaq tersebut, maka jangan sampai sekarang tidak berbagi hanya karena tidak ada sholat tawarih di masjid. Kita bisa kumpulkan uang kita setiap hari, lalu mendonasikannya tiap pekan ke lembaga-lembaga yang berbeda, untuk membantu sesama.

Gimana kawan, banyak jalan kan? Banyak, dan akan selalu ada kesempatan berbuat baik jika kita mau benar-benar berpikir dan bertekad untuk melakukannya. Maka jika tahun ini adalah Ramadhan terakhir kita, jangan kendorkan semangat ataupun terbawa lalai atas keadaan yang ada. Jika Ramadhan terakhir kita ada di tengah pandemi ini, pastikan kita telah melakukan segala ibadah dan kebaikan semaksimal dan seoptimal yang kita bisa. Jadikan pandemi ini sebagai batu loncatan untuk tetap berbuat baik dan tetap semangat beribadah dalam keadaan apapun. Jadikan keadaan ini sebagai pengingat, bahwa kita harus melakukan yang terbaik setiap hari, karena mungkin hari esok membuat kita tak bisa berbuat baik lagi.

Terus jaga kesehatanmu dan keluarga ya, kawan-kawan! Semoga Allah pertemukan kita dengan bulan Ramadhan, dan Allah mudahkan segala rencana dan target kebaikan kita di bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan, dan bulan-bulan seterusnya :)

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar