Sabtu, 16 November 2013

Sepenggal Cerita dari GTC di Yogyakarta

Di tengah kerumunan & keramaian Malioboro, di tengah gelapnya kota, di tengah dinginnya cuaca malam Yogyakarta...
Aku melihat kekhusyukan & ketenangan suci, melihat terangnya sudut kota, melihat hangatnya jiwa insan-insan remaja yang tengah berdo'a kepada Sang Maha Kuasa...
Inilah jiwa pemuda-pemudi Islam, yang lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka terlebih dahulu, dibanding menikmati keindahan malam di kota Yogya........
Assalamu'alaikum wr. wb :D
Huufft, banyak pengalaman nih setelah 4 hari Goes To Campus kemaren :D hehe. Yup, mulai dari hari Senin, 11 November 2013, Moonzher ngadain GTC. Hari pertama (11/11/13) kami berkunjung ke UI & ITB, dilanjutkan ke UNPAD pada hari kedua (12/11/13). Hari ketiganya (13/11/13) menuju UNDIP dan yang terakhir (14/11/13) ke UGM~ Perjalanan yang cukup melelahkan dan menyenangkan sih :) hehe

Tapi sekarang saya bukannya mau nyeritain profil UI, ITB, UNPAD, UNDIP, maupun UGM. Artikel mengenai profil universitas-universitas terkemuka seperti kelima universitas tadi mah udah banyak yaa, udah biasa~ Mending nge-posting yang gak biasa, iya gak? ;D hehe. Seperti yang satu ini nih, sedikit cerita luarbiasa (menurut saya) di tengah perjalanan biasa (?) Apa sih gak jelas banget -__- wkwk.

Oke, sebelumnya, mungkin cerita ini biasa buat para pembaca, mungkin cerita ini cerita yang gak jelas dan aneh menurut para pembaca. Tapi, menurut saya ini cerita yang keren, realita remaja di tengah zaman modern seperti sekarang. Oke mungkin lebay -__- tapi saya bener-bener kagum dan waw banget ngeliat kejadian ini (lebay lagi). Seriuus, ini cerita langka menurut saya, hehe. Coba disimak yaaa...


Senin, 11 November 2013
17.20 WIB, Bandung

"Woy, diem, jangan berisik!! Ada yang lagi sholat!" teriak salah seorang siswi yang mencoba menenangkan keramaian suara di dalam bus. Aku menoleh ke belakang. Benar, ada yang lagi sholat. Para penghuni bus tersebut kemudian terdiam dan mulai terdengar bisik-bisiknya.
"Oh iya, sholat di bus aja kali ya..."

Mengingat keadaan yang sudah sangat genting, larut sore begini belum melaksanakan sholat Ashar dan Dzuhur, yang tadinya direncanakan dilaksanakan jama' takhir di waktu Ashar. Tapi, coba lihat jam berapa sekarang? Hampir setengah 6 sore. Jika adzan Maghrib 'terlanjur' berkumandang, maka Ashar tak sempat lagi, bahkan Dzuhur pun hilang tanpa ampun. Mungkin pemikiran seperti itu yang terlintas di benak remaja-remaja sholeh yang sedang sholat di dalam bus itu. Hotel memang sudah terlihat jelas di mata kami. Jarak pun bisa ditempuh dalam waktu 5 menit, -jika itu tidak macet-. Ya, jika jalanan tidak macet sore itu. Masalahnya, sekarang ini, dalam waktu 5 menit bus hanya bisa maju tidak sampai 1 meter. Bagaimana mau mengejar sholat Ashar dan Dzuhur ketika waktu sudah menjelang Maghrib begini?

Seperti biasa, I'm a weak person. Ya, lemah banget. Melihat teman-teman yang sholat di bus itu saja rasanya mau menangis. Entahlah, rasanya merasa tenang aja, karena kesungguhan mereka dalam memenuhi perintah Allah, walaupun ini termasuk lalai. Setidaknya mereka lebih baik dibanding orang-orang yang sama sekali tidak memikirkan sholat. Ini baru hari pertama GTC. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi di 3 hari ke depannya. Aamiin.

Rabu, 13 November 2013
18.00 WIB, menuju Yogya

Matahari mulai menyembunyikan sinarnya. Malam pun segera tiba. Aku dan teman-teman masih berada dalam bus menuju ke Malioboro, Yogyakarta. Ya, itulah jadwal kami hari ini. Setelah siang tadi berkunjung ke UNDIP, sekarang saatnya kami menuju ke Yogya untuk refreshing, yup, Malioboro!

Baru saja Tour Guide bus kami berkata, kami akan sampai di Malioboro sekitar pukul 19.00 WIB. Dan tak jauh meleset, sekitar 19.15 WIB bus kami telah terparkir di pinggir Malioboro. Kami diberi waktu sampai pukul 9 malam untuk berjalan-jalan melihat keindahan kota Yogya lewat Malioboro. Sebagian ada yang berkata "Yaah," karena menganggap waktu 2 jam itu kurang. Aku sendiri setuju dengan kesepakatan sampai jam 9 malam. Jujur, aku tipe orang yang tidak suka berjalan-jalan, apalagi di tempat yang ramai, ditambah lagi sudah malam hari, dan sudah lelah dengan perjalanan sejak pagi. Tapi ya, kalau hanya menunggu di bus selama 2 jam pasti bosan juga. So, keluar juga manusia yang satu ini dengan agak lemas dari bus ^^" hehe

Seperti biasa, menunggu my one big family berkumpul dan jalan-jalan bersama. Tau kan maksudnya my one big family? hehe udahlah gak usah diperjelas. Kami mulai melihat-lihat dari toko-toko baju yang ada di samping parkiran bus kami. Sekilas-sekilas menengok mencari pakaian yang bagus untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Aku berhenti di sebuah toko untuk mencari titipan ibuku. Dengan bantuan Ul, akhirnya dapet deh baju yang diminta ibuku (dan Ul juga bantu nawar hehe :p)

Berlanjut, kami berjalan menelusuri pinggir jalan kota Yogya malam itu. Baru beberapa meter, kaki kami terhenti.
"Mending sholat dulu atau nanti di hotel ya?"
Kami terdiam, terlihat berpikir. Ada yang memilih untuk sholat nanti di hotel. Namun yang lain terlihat masih terus berpikir. Aku tau, pasti mereka berpikir untuk sholat dulu. Lagipula di samping kanan kami sudah terlihat dengan jelas sebuah plang bertuliskan "MUSHOLA". Mungkin itu juga yang membuat langkah kami terhenti, hehe :")

"Sholat dulu aja biar tenang,"
"Iya tuh, ada mushola"
"Iya deh sholat dulu"

Subhanallah. Aku melihat para muslimah itu memancarkan cahaya. Mereka menuju toilet untuk berwudhu. Sementara aku dan 2 orang lainnya melihat-lihat gantungan kunci yang dijual di sebelah mushola tersebut, untuk menunggu para akhwat tadi selesai sholat. I just wanna cry again :"). Melihat teman-temanku yang memilih untuk meluangkan waktunya untuk sholat terlebih dahulu, dibanding menikmati indahnya Malioboro.

Maksudku, di zaman sekarang ini, kebanyakan logika remaja berpikir, jarang-jarang nih ke Jogja, mendingan jalan-jalan dulu sepuasnya, nanti baru sholat di hotel. Tak bisa disangkal, mungkin beberapa tahun yang lalu aku juga berpikiran seperti itu. Tapi setelah aku bertemu dengan mereka, setelah aku menjadi teman mereka, aku disadarkan, pikiran itu pikiran yang dangkal. Seharusnya, yang dipikirkan adalah, mumpung berhenti di Malioboro nih, ada kesempatan buat sholat. Mending sholat dulu deh, daripada nanti gak sempet lagi. Dan mungkin itu yang dipikirkan teman-temanku yang sedang berada di Mushola kecil itu sekarang. Dalam keadaan seperti ini, aku selalu menjadi penggemar kalian, aku selalu nge-fans sama kalian. Aku ingin aku bisa menjadi seperti kalian. Aku ingin menjadi muslimah yang taat seperti kalian. Aku ingin menjadi pejuang Allah yang taat seperti kalian. Itu yang aku pikirkan ketika aku menunggu kalian selesai sholat dan terus memperhatikan kalian. Rasanya ingin juga berada di bangunan kecil yang disebut Mushola itu. Rasanya ingin juga memakai mukena yang lembut itu, dan rasanya ingin juga sholat berjama'ah di samping kalian. Rasanya, ingin menjadi pejuang Islam bersama kalian di zaman modern ini. Tapi sekarang bukan waktunya buatku. Sekarang aku hanya bisa melihat kesungguhan dan kekuatan iman kalian. Karna saya lagi haram sholat waktu itu ^^"

Oke, mungkin sudah biasa. Mungkin sudah biasa aku melihat kalian memilih untuk sholat dibanding jalan-jalan dulu. Karena aku memang sudah tau kalian, aku tau kalian akan memilih untuk singgah di Mushola dulu dibanding jalan-jalan. Aku tau kalian itu muslimah yang taat. Tapi, malam itu, bukan hanya kalian, muslimah taat, yang kulihat di Mushola di sudut Malioboro itu. Aku juga melihat beberapa pemuda yang memilih untuk sholat terlebih dulu dibanding berkeliling Malioboro. Dan mungkin merekalah para muslim yang taat. Lagi, rasanya ingin menangis.

Malam ini, di tengah ramainya Malioboro yang dibanjiri remaja-remaja dari 2 sekolah dari Tangsel, aku melihat sebagian kecil dari mereka menyempatkan untuk singgah di sebuah bangunan kecil yang suci terlebih dahulu. Di tengah remaja yang memilih untuk menikmati kota Yogya terlebih dahulu dibanding melaksanakan kewajibannya kepada Sang Pencipta, ada sekelompok remaja yang lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan rohaninya terlebih dahulu. Malam ini, di tengah fana-nya dunia, aku melihat remaja muslim & muslimah yang sedang berjuang di jalan Allah, dimulai dari melaksanakan kewajiban & perintah-Nya, and I can see your future, to be a real muslim & muslimah.


Yongs~ :'') Itu aja sih yang mau saya share. Buat saya, kejadian seperti itu sangat memotivasi saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bukan hanya pribadi yang baik di mata manusia, tetapi juga pribadi yang baik di mata Allah SWT. Perjuangan di SMA mungkin sebentar lagi berakhir, tapi saya selalu berharap untuk bisa menjadi pejuang yang lebih baik lagi di masa kuliah nanti, tentu saja harus menjadi pejuang Allah yang lebih baik lagi :") Makasih, teman-teman akhwat Irmas 26 yang udah ngajarin saya dalam banyak hal. Seperti yang sudah saya utarakan di posting yang sebelum-sebelumnya, cara yang paling efektif untuk mengajak orang kepada kebaikan itu dengan mencontohkan kebaikan itu sendiri kepada orang lain. Dan itulah yang mereka lakukan.

Ya Allah, terimakasih telah mempertemukan saya dengan Irmas 26 :') yang sudah mengajari saya banyak hal di SMA. Yang membuat saya bisa bertahan di jalan-Mu selama di SMA ini Ya Allah. Mudahkanlah jalan kami dalam menuntut ilmu, dalam menghadapi Ujian Akhir Semester, Ujian Akhir Sekolah, Ujian Praktek dan Ujian Nasional. Izinkan kami masuk ke perguruan tinggi favorit kami Ya Allah. Izinkan kami masuk PTN yang kami inginkan dengan jalur undangan Ya Allah. Jika memang belum pantas bagi kami untuk mendapat jalur undangan, mudahkanlah kami dalam SBMPTN ya Allah. Berikan kami kekuatan untuk tetap istiqomah di jalan-Mu. Berikan kami kemudahan untuk mencapai cita-cita kami, ya Allah. Bismillahirrahmaanirrahiim...

Oke, sebagai penutup, kutipan hadits ;)

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَا

“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dgn masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tak bertemu & tak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dgn sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dlm keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”



(HR. Al-Bukhari no. 620 & Muslim no. 1712)

Wassalamu'alaikum wr. wb :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar